

“Memahami Nilai-nilai Juang Sumpah Pemuda
dalam Etos Belajar”
Karya
Tulis Ilmiah
(KTI)
Diajukan
untuk lomba memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan tahun 2016
Oleh:
Nafadiela Azhari
Nafadiela Azhari
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAHAN
KABUPATEN CIAMIS
SMA
NEGERI 1 CIHAURBEUTI
Jalan.
Kertawijaya No. 600 Telp. (0265) 420316
Pamokolan Cihaurbeuti 46262
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,
atas rahmat dan karunia-Nyalah karya tulis yang berjudul “Memahami Nilai-nilai Juang Sumpah Pemuda
dalam Etos Belajar” ini, dapat
diselesaikan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan. Adapun tujuan
karya tulis ini yaitu untuk mengetahui dan memahami sikap kita sebagai pelajar
dalam mempertahankan nilai juang Sumpah Pemuda dalam kehidupan.
Penulis karya tulis ini tentu tidak
akan berhasil tanpa ada dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak pendukung, khususnya kepada:
1.
Ibu Hj.Novalina, S.Pd. selaku guru
Bahasa Indonesia yang telah memberi bimbingan penulis dalam karya tulis ini.
2.
Kepada orang tua yang senantiasa memberi
dukungan dan dorongan kepada penulis, baik berupa moril maupun materil.
3.
Guru-guru yang telah membimbing penulis
dalam karya tulis ini.
Penulis sangat menyadari bahwa karya
tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar bermanfaat bagi penulis
di masa yang akan datang. Penulis berharap karya tulis ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.
Penulis
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
1.1
Latar Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
Kajian Pustaka
1.4 Nilai Juang Sumpah Pemuda
1.5
Sejarah Sumpah Pemuda
1.6 Etos Belajar
BAB III
BAB III
Pembahasan
BAB IV
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Riwayat Hidup
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bangsa
indonesia tumbuh sebagai hasil
interaksi masyarakat yang terjadi secara alamiah. Di sini ada kehendak yang
tumbuh karena sejarah yang sama untuk jadi satu kesatuan bangsa utuh yang
merdeka. Terbentuknya bangsa Indonesia dengan kebinekaan suku, agama, ras, dan
golongan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke telah teruji dalam kurun
waktu lebih dari tiga abad. Pada masa penjajahan Belanda selama 350 tahun dan
Jepang 3,5 tahun, meskipun dengan berbagai politik pecah belah dan adu domba,
namun tidak mampu dipisahkan niat, tekad, jiwa dan semangat bangsa Indonesia
dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia
terbentuk melalui Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945. Kemerdekaan memaknai sebagai puncak perjuangan dari seluruh
perjuangan panjang Indonesia. Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu,
aturan, dan kekuasaan dari pihak tertentu. Merdeka merupakan sebuah rasa
kebebasan bagi makhluk hidup untuk mendapatkan sebuah rasa kebebasan bagi
makhluk hidup untuk mendapatkan hak dalam berbuat sekehendaknya.
Kemerdekaan tidak lepas dari berbagai macam
perjuangan panjang bangsa Indonesia. Perjuangan kemerdekaan merupakan
pembebasan diri dari cengkraman dan penindasan penjajahan bangsa lain. Berjuang
dari sebuah kesadaran bahwa ada hak dalam hidup ini yang diambil paksa oleh
orang lain demi meraih kembali hak itu tidak ada pilihan lain kecuali berjuang.
Perjuangan bangsa Indonesia yang bersatu karena adanya nasib yang sama.
Tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928, secara sadar pemimpin kita merumuskan
Sumpah Pemuda yang pada dasarnya adalah sumpah bangsa. Jadi secara politis
dinyatakan dasar bangsa Indonesia berdiri pada saat Sumpah Pemuda tersebut.
Sumpah Pemuda mengandung nilai-nilai
penting dalam kehidupan pelajar seperti nilai kejujuran, persatuan, perjuangan
dan disiplin. Sebagai pelajar kita dapat mengambil semua nilai Sumpah Pemuda.
Namun, seiring zaman nilai Sumpah Pemuda mulai hilang. Kejujuran yang dijunjung
tinggi kini sudah diacuhkan, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa
yang diinginkan. Nilai, prestasi, da lainnya kini tanpa perjuanganpun akan
mudah didapatkan. Segala cara yang ditempuh baik halus maupun kasar membuat
persatuan bangsa mulai pecah, pelajar ulai mendapatkan berbagai masalah dari
segala bidang. Hancurnya nilai kejujuran, persatuan, perjuangan, dan disiplin
akibat kurangnya pemahaman terhadap nilai juang Sumpah Pemuda.
Berdasarkan permasalahan di atas,
penulis tertarik untuk memperdalam dan membuat karya tulis mengenai pemahaman
nilai juang Sumpah Pemuda. Harapan
penulis, hasil karya tulis ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan pembaca
tentang cinta terhadap tanah air serta dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
1.2
Rumusan
Masalah
Karya tulis ini
berjudul “Memahami Nilainilai
Juang Sumpah Pemuda dalam Etos Belajar” ditemukan masalah,
yaitu bagaimana sikap kita sebagai siswa dalam
memahami dan menerapkan nilai juang Sumpah Pemuda dalam kehidupan?
1.3
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis membuat karya tulis dengan judul “Memahami Nilainilai Juang Sumpah Pemuda dalam Etos
Belajar” untuk memahami dan menerapkan nilai juang Sumpah
Pemuda dalam kehidupan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
1.4 Nilai Juang Sumpah Pemuda
Nilai adalah pedoman yang dianggap baik dan benar oleh suatu
kelompok masyarakat.Setiap orang yang mengikuti nilai tertentu akan diterima
oleh anggota masyarakat.salah satunya contoh yang terkandung dalam Sumpah
Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah suatu peristiwa bersejarah yang sangat penting dalam mencapai
kemerdekaan indonesia.Semangat sumpah pemuda telah mempersatukan langkah
perjuangan yang dahulunya bersifat
kedaerahan menjadi semangat nasionalisme.Pada waktu dahulu,organisasi pemuda
memiliki perbedaan bahasa,agama,adat istiadat,budaya dan suku bangsa.Sumpah
pemuda telah memberikan semangat persatuan dan kesatuan yang mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya.
Nilai-Nilai Luhur Sumpah Pemuda
1.
Mementingkan
Rasa Persatuan
Pada peristiwa Sumpah Pemuda,para Pemuda Indonesia bersatu
padu demi terwujudnya satu bangsa.Mereka berjuang dalam satu kesatuan untuk mewujudkan
indonesia yang merdeka.Dengan bersatu kita menjadi kuat dan mampu melaksanakan
tugas-tugas yang berat sekalipun.
2.
Mengutamakan
Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama lebih penting dari pada kepentingan
pribadi.Sebab kepentingan bersama itu mencakup banyak orang.Apabila kepentingan
bersama berhasil diselesaikan maka banyak orang mendapat manfaat dan akan
senang.
Pada
waktu Sumpah Pemuda,para pemuda kita saling mementingkan daerah dan
golongannya.Akan tetapi,mereka hanya memikirkan bagaimana agar Indonesia bisa berstu.Kepentingan bermasalah
yang mereka utamakan.
3.
Rela Berkorban
Rela berkorban artinya berbuat secara ikhlas dan tanpa
pamrih.Sikap rela berkorban tidak mengharapkan imbalan.Rela berkorban untuk
kepentingan orang banyak akan menciptakan rasa persaudaraan dan persatuan.Misalnya
kalian dengan ikhlas membantu nenek menyeberang di jalan juga merupakan sikap
rela berkorban.para pemuda indonesia dala peristiwa Sumpah Pemuda telah
mengorbankan banyak tenaga,pikiran,dan kebutuhan pribadinya demi untuk
kepentingan banyak orang.Berkorban untuk persatuan dan kemerdekaan bangsa.
4.
Jiwa
Persatuan
Para perumus Sumpah Pemuda memiliki latar belakang suku,
agama, adat dan budaya yang berbeda-beda. Namun, di antara peserta rapat tidak
menonjolkan golongan masing-masing. Para pendiri negara itu menjunjung tinggi
semangat persatuan dan kesatuan. Jiwa persatuan dan kesatuan itulah yang
akhirnya menghasilkan Indonesia merdeka. Jiwa persatuan juga dapat kamu lakukan
dalam kehidupan seharihari misalnya:
a.
suka bergotong royong;
b.
gemar tolong menolong;
c.
hidup rukun;
d.
menghargai perbedaan.
5.
Jiwa Kepahlawanan
Mereka memiliki sikap rela berkorban tanpa pamrih dalam
mewujudkan Indonesia merdeka. Mereka selalu memikirkan masa depan bangsa dengan
menata sistem pemerintahan Indonesia. Sikap kepahlawanan para tokoh tersebut
patut diteladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Contoh perilaku yang
menunjukkan sikap kepahlawanan yaitu sebagai berikut:
1)
berani membela kebenaran dan keadilan;
2)
berani menegur teman yang berbuat tidak baik;
3)
rela berkorban untuk kepentingan bersama;
4)
menolong orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
1.5
Sejarah
Sumpah Pemuda
Peristiwa sejarah
Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi
Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah
Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan
Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap
tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II
dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan
Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh
wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi
kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond,
Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa
seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien
Kwie.
Gagasan penyelenggaraan
Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI),
sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas
inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi
dalam tiga kali rapat. Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung
Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng).
Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat
memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan
dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan
pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia
yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28
Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua
pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak
harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara
pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di
gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan
pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan
Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan
nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri,
hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Dalam peristiwa sumpah
pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk
yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya
dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po
dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan.
Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para
pemuda tetap terus menyanyikannya.
1.6
Etos Belajar
Etos berasal dari bahasa Yunani; akar katanya adalah
ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral. Dalam bahasa
Yunani kuno dan modern, etos punya arti sebagai keberadaan diri, jiwa, dan
pikiran yang membentuk seseorang. Nilai-nilai etika yang dikaitkan dengan
etos antara lain rajin, bekerja, keras, berdisplin tinggi, menahan diri,
ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya.
Ketika kata etos dikaitkan dengan kata belajar, maka dalam
prosesnya akan tampak kegiatan belajar, masing-masing pribadi peserta
didik memancarkan ketekunan, keuletan, bisa menahan diri untuk untuk
menciptakan suasana tenang dan nyaman. Etos belajar perlu dilatihkan dan
dibiasakan kepada setiap orang baik secara sendiri ataupun kolektif. Etos belajar
tidak menciptakan suasana mencekam, tetapi berupaya menciptakan ketenangan
suasana yang sangat diperlukan untuk berlangsungnya proses transformasi
pengetahuan. Sangat berbeda dengan bermain, suasana riang gembira perlu
diciptakan agar hati senang. Senyum dan tawa menjadi penghias.
BAB 3
PEMBAHASAN
Anak
sekolah pada umumnya sudah hafal kalau Hari Sumpah Pemuda diperingati tanggal
28 Oktober setiap tahunnya. Mereka juga sudah mengetahui bagaimana proses
tercetusnya Sumpah Pemuda. Intinya adalah semangat pemuda untuk mewujudkan
keinginan mencapai kemerdekaan. Semangat untuk bersatu dalam keberagaman
tertuang dalam ikrar; bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu
bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia.
Sumpah
Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 adalah titik kulminasi
semangat perjuangan bangsa Indonesia umumnya dan generasi muda pada umumnya.
Jika dulu orang berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan maka saat ini berorientasi untuk mengisi kemerdekaan itu. Mengisi kemerdekaan dengan kegiatan pembangunan di segala bidang. Tujuannya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, makmur dalam berkeadilan. Setiap warga Indonesia memiliki peran masing-masing untuk mengisi kemerdekaan.
Jika dulu orang berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan maka saat ini berorientasi untuk mengisi kemerdekaan itu. Mengisi kemerdekaan dengan kegiatan pembangunan di segala bidang. Tujuannya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, makmur dalam berkeadilan. Setiap warga Indonesia memiliki peran masing-masing untuk mengisi kemerdekaan.
Siswa tugasnya untuk belajar di lembaga
masing-masing. Oleh sebab itu meningkatkan semangat belajar berarti mewujudkan
semangat sumpah pemuda yang saat ini mulai hilang. Pelajar yang seharusnya
menggunakan waktu untuk belajar kini tidak menggunakan waktu sesuai
kebutuhannya. Teknologi dan globalisasi yang menjadi penyebab utama pelajar
kehilangan semangat belajarnya. Pelajar menjadi lebih aktif membukan handphone
daripada bukunya, mengacuhkan pelajaran sekolah, dan selalu menunda-nunda
tugasnya.
Ketika pelajar mendapatkan tugas, ia menunda-nundanya dengan
sibuk memainkan handphonenya, ketika di sekolah ia tidak memperhatikan pelajara
karena pikirannya tertuju pada media sosial yang ia mainkan di dalam
handphonenya.
Pelajar seperti itu memiliki berbagai cara yang dianggap
halal untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Mencontek, searching, open book,
adalah istilah yang sudah tidak asing didengar ketika pelajar akan menghadapi
ujian.
Selain itu, arus globalisasi yang masuk dalam kalangan
pelajar yang masih labil menyebabkan pergaulan bebas tak terkendali. Mulai dari
geng motor, narkoba, seks bebas, merokok, dan tawuran antar sekolah.
Tawuran yang makin marak di perkotaan maupun di pedesaan
menunjukkan semangat juang yang telah hilang, semangat juang mempertahankan
kesatuan pemuda telah disalah artikan. Pelajar zaman sekarang menganggap
tawuran adalah bentuk perjuangan dalam mempertahankan wilayahnya. Berbeda
dengan zaman dahulu ketika pemuda memiliki peran penting dalam merebutkan
kemerdekaan Indonesia bukan merebutkan wilayah atau masalah wanita dengan
sekolah lain.
Tinta emas yang ditorehkan pemuda tidak pernah lesu oleh
ruang dan waktu. Bukti kongkrit dari perjuangan pemuda adalah lahirnya Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 silam merupakan bukti sejarah bahwa pemuda
pada saat itu telah mengkhitbahkan diri untuk bangsa Indonesia dengan
mengorbankan jiwa, raga, dan harta untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai
sebuah negara yang dapat berdiri sendiri tanpa ada penjajahan. Menjadi bangsa
yang memiliki ciri khas kebahasaan yaitu bahasa Indonesia yang menjadi bahasa
pemersatu. Janji pemuda merupakan janji suci yang tidak akan lawas oleh ruang
dan waktu.
Harapan saya sebagai pelajar, menumbuhkan pemahaman terhadap
nilai uang Sumpah Pemuda yang utama adalah meningkatkan semangat belajar dengan
cara bergaul dengan orang yang rajin belajar, bergaul dengan orang yang
berprestasi, menggunakan cara belajar yang semenarik mungkin, membuat reward
jika kita berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan, menjauhi pergaulan bebas
atau narkoba, sehingga kita tidak terbawa arus negatif dan kita dapat berfokus
terhadap tujuan kita yaitu belajar. Meningkatkan nilai kejujuran dimulai dari
hal kecil seperti berhenti mencontek, searching, dan open book. Selain itu,
nilai persatuan dapat ditingkatkan dengan cara menghentikan aksi tawuran, geng
motor, dan menjauhi pesta narkoba, karena perstuan yang baik adalah dengan
silaturahmi sesuai ketentuan-ketentuan yang baik, bukan mengarah pada
keburukan. Nilai perjuangan juga perlu kita tingkatkan. Mengikuti upacara
bendera, hormat pada bendera, dan menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri kita.
Ingatlah perjuangan pahlawan kita, mereka merebut bendera kebangsaan dengan
penuh darah, kita meneruskan perjuangannya dengan mengikuti upacara bendera
lalu sikap hormat pada bendera saat bendera dikibarkan, hanya dengan tetesan
keringat saja, itu tidak terlalu berat dan tidak harus berkorban nyawa.
Nilai kedisiplinan dapat kita terapkan sebagai pelajar
dengan menaati peraturan sekolah, seperti datang ke sekolah tepat waktu,
menggunakan pakaian yang telah di tentukan, tidak berlebihan dalam memakai
perhiasan. Jika kita masih saja datang terlambat berarti kita tidak memahami
dan menerapkan nilai disiplin sebagai pelajar. Selain itu, bersikap sopa
terhadap guru, berperilaku dan beretika yang baik terhadap pahlawan tanpa tanda
jasa tentu menjadi poin penting yang
harus dimiliki oleh kita sebagai pelajar yang terpelajar. Dengan bantuan ibu
dan bapak guru dalam pendidikan formal kita harusnya dapat memahami dan
menjunjung tinggi nilai juang pahlawan, dengan menjauhi segala sifat dan sikap
yang menjerumus pada arah yang negaif dan menerapkan sikap positif sebagai
pelajar dalam kehidupan. Oleh sebab itu memahami dan menerapkan nilai juang
Sumpah Pemuda berarti mewujudkan semangat Sumpah Pemuda dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuannya adalah mewujudkan prestasi belajar yang memuaskan dan
untuk mewujudkan niat dan cita-cita pelajar.
BAB 4
KESIMPULAN
Sumpah
Pemuda yag mengandung nilai-nilai penting bagi pelajar harus dipahami dan
diterapakan dalam kehidupan. Melalui pendidikan formal maupun informal
nilai-nilai tersebut dapat dipahami dan diterapkan. Sebagai generasi penerus
bangsa, pelajar harus benar-benar dilahirkan sebagai generasi yang membanggakan
dan dapat membawa nama baik Indonesia di mata dunia.
Pelajar
yang bersungguh-sungguh dalam memahami nilai juang Sumpah Pemuda telah
menghargai nilai-nilai yang ada di dalamnya. Mulai dari nilai kejujuran,
persatuan, perjuangan, dan disiplin. Ketika kita memulai dari hal kecil, maka
hal besar pun akan berubah. Mulai dari semangat belajar untuk mencapai
cita-cita yang membanggakan nusa dan bangsa.
Nilai
juang Sumpah Pemuda harus dipahami dan diterapkan oleh pelajar sebagai generasi
penerus agar kelak kita sebagai pelajar terlahir menjadi seseorang yang berguna
bagi Indonesia, dan melahirkan cikal bakal anak negeri yang jujur, rela
berkorban atau perjuangan, mempererat persatuan, dan disiplin dalam segala hal.
Daftar
Pustaka
Riwayat Hidup
Nafadiela Azhari, lahir pada tanggal
12 Juni 1999 di Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat, putra pertama dari 2
bersaudara dari keluarga Bapak Maman Hariyono S.pd.,M.pd dan Ibu Ani Yuliantini
Dewi S.pd. Pendidikan yang pernah ditempuh mulai dari TK sampai SMP
diselesaikan di daerah tempat kelahirannya, sekarang masih duduk di kelas
sebelas SMAN 1 Cihaurbeuti.
0 komentar:
Posting Komentar