Selasa, 22 November 2016

Karya Tulis Ilmiah, semoga dapat membantu dalam tugas anda!!!



IMG_20160425_054412.jpg
Lambang_Kodam_Siliwangi.png
Memahami Nilai-nilai Juang Sumpah Pemuda dalam Etos Belajar


Karya Tulis Ilmiah
(KTI)
Diajukan untuk lomba memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan tahun 2016





Oleh:
Nafadiela Azhari





DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN CIAMIS
SMA NEGERI 1 CIHAURBEUTI

Jalan. Kertawijaya  No. 600 Telp. (0265) 420316 Pamokolan Cihaurbeuti 46262 















Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nyalah karya tulis yang berjudul  “Memahami Nilai-nilai Juang Sumpah Pemuda dalam Etos Belajar”  ini, dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan. Adapun tujuan karya tulis ini yaitu untuk mengetahui dan memahami sikap kita sebagai pelajar dalam mempertahankan nilai juang Sumpah Pemuda dalam kehidupan.
          Penulis karya tulis ini tentu tidak akan berhasil tanpa ada dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak pendukung, khususnya kepada:
1.      Ibu Hj.Novalina, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia yang telah memberi bimbingan penulis dalam karya tulis ini.
2.      Kepada orang tua yang senantiasa memberi dukungan dan dorongan kepada penulis, baik berupa moril maupun materil.
3.      Guru-guru yang telah membimbing penulis dalam karya tulis ini.
          Penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,  penulis  membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar  bermanfaat bagi  penulis  di masa yang akan datang. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.



                                                                                             


                                                                                 Penulis




Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I

1.1                Latar Belakang
1.2       Rumusan Masalah
1.3       Tujuan

BAB II

Kajian Pustaka
1.4       Nilai Juang Sumpah Pemuda
1.5       Sejarah Sumpah Pemuda
1.6       Etos Belajar
 
BAB III

Pembahasan  
   
BAB IV

Kesimpulan 

Daftar Pustaka
Riwayat Hidup 








BAB 1
PENDAHULUAN

1.1        Latar  Belakang          
Bangsa  indonesia  tumbuh sebagai hasil interaksi masyarakat yang terjadi secara alamiah. Di sini ada kehendak yang tumbuh karena sejarah yang sama untuk jadi satu kesatuan bangsa utuh yang merdeka. Terbentuknya bangsa Indonesia dengan kebinekaan suku, agama, ras, dan golongan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke telah teruji dalam kurun waktu lebih dari tiga abad. Pada masa penjajahan Belanda selama 350 tahun dan Jepang 3,5 tahun, meskipun dengan berbagai politik pecah belah dan adu domba, namun tidak mampu dipisahkan niat, tekad, jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk melalui Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan memaknai sebagai puncak perjuangan dari seluruh perjuangan panjang Indonesia. Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu, aturan, dan kekuasaan dari pihak tertentu. Merdeka merupakan sebuah rasa kebebasan bagi makhluk hidup untuk mendapatkan sebuah rasa kebebasan bagi makhluk hidup untuk mendapatkan hak dalam berbuat sekehendaknya.
Kemerdekaan tidak lepas dari berbagai macam perjuangan panjang bangsa Indonesia. Perjuangan kemerdekaan merupakan pembebasan diri dari cengkraman dan penindasan penjajahan bangsa lain. Berjuang dari sebuah kesadaran bahwa ada hak dalam hidup ini yang diambil paksa oleh orang lain demi meraih kembali hak itu tidak ada pilihan lain kecuali berjuang. Perjuangan bangsa Indonesia yang bersatu karena adanya nasib yang sama. Tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928, secara sadar pemimpin kita merumuskan Sumpah Pemuda yang pada dasarnya adalah sumpah bangsa. Jadi secara politis dinyatakan dasar bangsa Indonesia berdiri pada saat Sumpah Pemuda tersebut.
Sumpah Pemuda mengandung nilai-nilai penting dalam kehidupan pelajar seperti nilai kejujuran, persatuan, perjuangan dan disiplin. Sebagai pelajar kita dapat mengambil semua nilai Sumpah Pemuda. Namun, seiring zaman nilai Sumpah Pemuda mulai hilang. Kejujuran yang dijunjung tinggi kini sudah diacuhkan, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Nilai, prestasi, da lainnya kini tanpa perjuanganpun akan mudah didapatkan. Segala cara yang ditempuh baik halus maupun kasar membuat persatuan bangsa mulai pecah, pelajar ulai mendapatkan berbagai masalah dari segala bidang. Hancurnya nilai kejujuran, persatuan, perjuangan, dan disiplin akibat kurangnya pemahaman terhadap nilai juang Sumpah Pemuda.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk memperdalam dan membuat karya tulis mengenai pemahaman nilai juang Sumpah Pemuda.  Harapan penulis, hasil karya tulis ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan pembaca tentang cinta terhadap tanah air serta dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
1.2     Rumusan Masalah
Karya tulis ini berjudul “Memahami Nilainilai Juang Sumpah Pemuda dalam Etos Belajar” ditemukan masalah, yaitu bagaimana sikap kita sebagai siswa dalam  memahami dan menerapkan nilai juang Sumpah Pemuda dalam kehidupan?

1.3     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis membuat karya tulis dengan judul “Memahami Nilainilai Juang Sumpah Pemuda dalam Etos Belajar” untuk memahami dan menerapkan nilai juang Sumpah Pemuda dalam kehidupan.


BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
1.4  Nilai Juang Sumpah Pemuda
Nilai adalah pedoman yang dianggap baik dan benar oleh suatu kelompok masyarakat.Setiap orang yang mengikuti nilai tertentu akan diterima oleh anggota masyarakat.salah satunya contoh yang terkandung dalam Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah suatu peristiwa  bersejarah yang sangat penting dalam mencapai kemerdekaan indonesia.Semangat sumpah pemuda telah mempersatukan langkah perjuangan yang dahulunya  bersifat kedaerahan menjadi semangat nasionalisme.Pada waktu dahulu,organisasi pemuda memiliki perbedaan bahasa,agama,adat istiadat,budaya dan suku bangsa.Sumpah pemuda telah memberikan semangat persatuan dan kesatuan yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya.
Nilai-Nilai Luhur Sumpah Pemuda
1.      Mementingkan Rasa Persatuan
Pada peristiwa Sumpah Pemuda,para Pemuda Indonesia bersatu padu demi terwujudnya satu bangsa.Mereka berjuang  dalam satu kesatuan untuk mewujudkan indonesia yang merdeka.Dengan bersatu kita menjadi kuat dan mampu melaksanakan tugas-tugas yang berat sekalipun.
2.      Mengutamakan Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama lebih penting dari pada kepentingan pribadi.Sebab kepentingan bersama itu mencakup banyak orang.Apabila kepentingan bersama berhasil diselesaikan maka banyak orang mendapat manfaat dan akan senang.
Pada waktu Sumpah Pemuda,para pemuda kita saling mementingkan daerah dan golongannya.Akan tetapi,mereka hanya memikirkan bagaimana agar  Indonesia bisa berstu.Kepentingan bermasalah yang mereka utamakan.
3.      Rela  Berkorban
Rela berkorban artinya berbuat secara ikhlas dan tanpa pamrih.Sikap rela berkorban tidak mengharapkan imbalan.Rela berkorban untuk kepentingan orang banyak akan menciptakan rasa persaudaraan dan persatuan.Misalnya kalian dengan ikhlas membantu nenek menyeberang di jalan juga merupakan sikap rela berkorban.para pemuda indonesia dala peristiwa Sumpah Pemuda telah mengorbankan banyak tenaga,pikiran,dan kebutuhan pribadinya demi untuk kepentingan banyak orang.Berkorban untuk persatuan dan kemerdekaan bangsa.
4.      Jiwa Persatuan
Para perumus Sumpah Pemuda memiliki latar belakang suku, agama, adat dan budaya yang berbeda-beda. Namun, di antara peserta rapat tidak menonjolkan golongan masing-masing. Para pendiri negara itu menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan. Jiwa persatuan dan kesatuan itulah yang akhirnya menghasilkan Indonesia merdeka. Jiwa persatuan juga dapat kamu lakukan dalam kehidupan seharihari misalnya:

a. suka bergotong royong;
b. gemar tolong menolong;
c. hidup rukun;
d. menghargai perbedaan.

5.       Jiwa Kepahlawanan
Mereka memiliki sikap rela berkorban tanpa pamrih dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Mereka selalu memikirkan masa depan bangsa dengan menata sistem pemerintahan Indonesia. Sikap kepahlawanan para tokoh tersebut patut diteladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Contoh perilaku yang menunjukkan sikap kepahlawanan yaitu sebagai berikut:

1) berani membela kebenaran dan keadilan;
2) berani menegur teman yang berbuat tidak baik;
3) rela berkorban untuk kepentingan bersama;
4) menolong orang lain yang sedang mengalami kesulitan.



1.5  Sejarah Sumpah Pemuda

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.


1.6   Etos Belajar

Etos berasal dari bahasa Yunani; akar katanya adalah ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral. Dalam bahasa Yunani kuno dan modern, etos punya arti sebagai keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang.  Nilai-nilai etika yang dikaitkan dengan etos antara lain  rajin, bekerja, keras, berdisplin tinggi, menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya.
Ketika kata etos dikaitkan dengan kata belajar, maka dalam prosesnya akan tampak  kegiatan belajar, masing-masing pribadi peserta didik memancarkan ketekunan, keuletan, bisa menahan diri untuk  untuk menciptakan suasana tenang dan nyaman. Etos belajar perlu dilatihkan  dan dibiasakan kepada setiap orang baik secara sendiri ataupun kolektif. Etos belajar tidak menciptakan suasana mencekam, tetapi berupaya menciptakan ketenangan suasana yang sangat diperlukan untuk berlangsungnya proses transformasi pengetahuan. Sangat berbeda dengan bermain, suasana riang gembira perlu diciptakan agar hati senang. Senyum dan tawa menjadi penghias.




BAB 3
PEMBAHASAN

Anak sekolah pada umumnya sudah hafal kalau Hari Sumpah Pemuda diperingati tanggal 28 Oktober setiap tahunnya. Mereka juga sudah mengetahui bagaimana proses tercetusnya Sumpah Pemuda. Intinya adalah semangat pemuda untuk mewujudkan keinginan mencapai kemerdekaan. Semangat untuk bersatu dalam keberagaman tertuang dalam ikrar; bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia. 
Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 adalah titik kulminasi semangat perjuangan bangsa Indonesia umumnya dan generasi muda pada umumnya.
Jika dulu orang berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan maka saat ini berorientasi untuk mengisi kemerdekaan itu. Mengisi kemerdekaan dengan kegiatan pembangunan di segala bidang. Tujuannya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, makmur dalam berkeadilan.
Setiap warga Indonesia memiliki peran masing-masing untuk mengisi kemerdekaan.
Siswa tugasnya untuk belajar di lembaga masing-masing. Oleh sebab itu meningkatkan semangat belajar berarti mewujudkan semangat sumpah pemuda yang saat ini mulai hilang. Pelajar yang seharusnya menggunakan waktu untuk belajar kini tidak menggunakan waktu sesuai kebutuhannya. Teknologi dan globalisasi yang menjadi penyebab utama pelajar kehilangan semangat belajarnya. Pelajar menjadi lebih aktif membukan handphone daripada bukunya, mengacuhkan pelajaran sekolah, dan selalu menunda-nunda tugasnya.
Ketika pelajar mendapatkan tugas, ia menunda-nundanya dengan sibuk memainkan handphonenya, ketika di sekolah ia tidak memperhatikan pelajara karena pikirannya tertuju pada media sosial yang ia mainkan di dalam handphonenya.
Pelajar seperti itu memiliki berbagai cara yang dianggap halal untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Mencontek, searching, open book, adalah istilah yang sudah tidak asing didengar ketika pelajar akan menghadapi ujian.
Selain itu, arus globalisasi yang masuk dalam kalangan pelajar yang masih labil menyebabkan pergaulan bebas tak terkendali. Mulai dari geng motor, narkoba, seks bebas, merokok, dan tawuran antar sekolah.
Tawuran yang makin marak di perkotaan maupun di pedesaan menunjukkan semangat juang yang telah hilang, semangat juang mempertahankan kesatuan pemuda telah disalah artikan. Pelajar zaman sekarang menganggap tawuran adalah bentuk perjuangan dalam mempertahankan wilayahnya. Berbeda dengan zaman dahulu ketika pemuda memiliki peran penting dalam merebutkan kemerdekaan Indonesia bukan merebutkan wilayah atau masalah wanita dengan sekolah lain.
Tinta emas yang ditorehkan pemuda tidak pernah lesu oleh ruang dan waktu. Bukti kongkrit dari perjuangan pemuda adalah lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 silam merupakan bukti sejarah bahwa pemuda pada saat itu telah mengkhitbahkan diri untuk bangsa Indonesia dengan mengorbankan jiwa, raga, dan harta untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai sebuah negara yang dapat berdiri sendiri tanpa ada penjajahan. Menjadi bangsa yang memiliki ciri khas kebahasaan yaitu bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu. Janji pemuda merupakan janji suci yang tidak akan lawas oleh ruang dan waktu.
Harapan saya sebagai pelajar, menumbuhkan pemahaman terhadap nilai uang Sumpah Pemuda yang utama adalah meningkatkan semangat belajar dengan cara bergaul dengan orang yang rajin belajar, bergaul dengan orang yang berprestasi, menggunakan cara belajar yang semenarik mungkin, membuat reward jika kita berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan, menjauhi pergaulan bebas atau narkoba, sehingga kita tidak terbawa arus negatif dan kita dapat berfokus terhadap tujuan kita yaitu belajar. Meningkatkan nilai kejujuran dimulai dari hal kecil seperti berhenti mencontek, searching, dan open book. Selain itu, nilai persatuan dapat ditingkatkan dengan cara menghentikan aksi tawuran, geng motor, dan menjauhi pesta narkoba, karena perstuan yang baik adalah dengan silaturahmi sesuai ketentuan-ketentuan yang baik, bukan mengarah pada keburukan. Nilai perjuangan juga perlu kita tingkatkan. Mengikuti upacara bendera, hormat pada bendera, dan menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri kita. Ingatlah perjuangan pahlawan kita, mereka merebut bendera kebangsaan dengan penuh darah, kita meneruskan perjuangannya dengan mengikuti upacara bendera lalu sikap hormat pada bendera saat bendera dikibarkan, hanya dengan tetesan keringat saja, itu tidak terlalu berat dan tidak harus berkorban nyawa.
Nilai kedisiplinan dapat kita terapkan sebagai pelajar dengan menaati peraturan sekolah, seperti datang ke sekolah tepat waktu, menggunakan pakaian yang telah di tentukan, tidak berlebihan dalam memakai perhiasan. Jika kita masih saja datang terlambat berarti kita tidak memahami dan menerapkan nilai disiplin sebagai pelajar. Selain itu, bersikap sopa terhadap guru, berperilaku dan beretika yang baik terhadap pahlawan tanpa tanda jasa  tentu menjadi poin penting yang harus dimiliki oleh kita sebagai pelajar yang terpelajar. Dengan bantuan ibu dan bapak guru dalam pendidikan formal kita harusnya dapat memahami dan menjunjung tinggi nilai juang pahlawan, dengan menjauhi segala sifat dan sikap yang menjerumus pada arah yang negaif dan menerapkan sikap positif sebagai pelajar dalam kehidupan. Oleh sebab itu memahami dan menerapkan nilai juang Sumpah Pemuda berarti mewujudkan semangat Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah mewujudkan prestasi belajar yang memuaskan dan untuk mewujudkan niat dan cita-cita pelajar.





BAB 4
KESIMPULAN

            Sumpah Pemuda yag mengandung nilai-nilai penting bagi pelajar harus dipahami dan diterapakan dalam kehidupan. Melalui pendidikan formal maupun informal nilai-nilai tersebut dapat dipahami dan diterapkan. Sebagai generasi penerus bangsa, pelajar harus benar-benar dilahirkan sebagai generasi yang membanggakan dan dapat membawa nama baik Indonesia di mata dunia.
            Pelajar yang bersungguh-sungguh dalam memahami nilai juang Sumpah Pemuda telah menghargai nilai-nilai yang ada di dalamnya. Mulai dari nilai kejujuran, persatuan, perjuangan, dan disiplin. Ketika kita memulai dari hal kecil, maka hal besar pun akan berubah. Mulai dari semangat belajar untuk mencapai cita-cita yang membanggakan nusa dan bangsa.
            Nilai juang Sumpah Pemuda harus dipahami dan diterapkan oleh pelajar sebagai generasi penerus agar kelak kita sebagai pelajar terlahir menjadi seseorang yang berguna bagi Indonesia, dan melahirkan cikal bakal anak negeri yang jujur, rela berkorban atau perjuangan, mempererat persatuan, dan disiplin dalam segala hal.




Daftar Pustaka





Riwayat Hidup
        Nafadiela Azhari, lahir pada tanggal 12 Juni 1999 di Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat, putra pertama dari 2 bersaudara dari keluarga Bapak Maman Hariyono S.pd.,M.pd dan Ibu Ani Yuliantini Dewi S.pd. Pendidikan yang pernah ditempuh mulai dari TK sampai SMP diselesaikan di daerah tempat kelahirannya, sekarang masih duduk di kelas sebelas SMAN 1 Cihaurbeuti.








0 komentar:

Posting Komentar